Saat malam datang, engkau datang menemani sunyi, berikan suasana damai
Saat pagi datang, engkau menyapa penuh kelembutan menemani kilau embun yang masih bergelayut manja pada dedaunan
Saat matahari pancarkan sinarnya dengan gagahnya, engkau hadir berikan kesejukan
Deretan pepohonan yang tersentuh oleh mu bergerak dengan teratur berikan kesejukan pada alam sekitarnya
Dan bila malam datang, engkau hadir kembali memberikan nuansa tersendiri
Nuansa yang terkadang membuat sebagian para penghuni bumi ini bergegas menggunakan pakaian tebal
Tapi engkau tidak sunyi sendiri, waktu malam engkau di temani senda gurau serangga malam
Hadirmu, kami rasakan namun wujud mu tak kami temukan, ya engkau lah angin
Wahai angin, ingin aku bercerita tentang rasa padamu
Ketika rasaku tak bisa aku fahami maka aku ungkapkan lewat kata dan aku titipkan padamu
Wahai angin, ku titip cerita lewat semilirmu, dalam tenang aku nikmati sapa mu
Wahai angin, dengarkanlah bisikku, tentang rasa yang sempat mengisi ruang dalam dada ini
Wahai angin, bantulah aku mengurai kata hingga aku bisa bijak dalam berkata
Wahai angin, jangan biarkan aku terlena dengan buaimu
Wahai angin, tetaplah menghiasi di hari- hariku
Menjadi penyejuk di kala yang lain berlalu
Ah, memang kehadiranmu menjadi bagian dari kami
Jika kami pandai mensyukuri maka engkau adalah termasuk bagian indah hidup kami
Namun akan menakutkan jika tiba-tiba engkau berubah murka pada isi bumi
Sebab ulah manusia, yang membuatmu bisa berubah dan tentunya karena taqdir dari- Nya
Hadirmu, memang kadang membuat sebagian yang lain takut, ketika engkau mulai tidak bersahabat dengan alam
Ketika engkau menjadi saksi dari sederetan cerita bencana alam
Ketika engkau menjadi bagian dari aksi bencana itu, kami mengerti itu bukan hanya sekedar mau mu, namun itu karena ada ketetapan hakiki yang tak bisa kau pungkiri
Wahai angin, engkau pun kebahagiaan bagi sebagian yang lain
Ketika engkau datang dengan lembutnya menyapa dari teriknya matahari
Ya engakau lah angin, engkau bisa jadi kabar gembira dan bisa juga menjadi bencana
Engkau hanya mengikuti titah Sang Pencipta, dan itu lah bukti ketundukanmu pada Allah Pemilik alam semesta
Engkau tak pernah protes, ketika taqdirmu mengharuskanmu berhembus ke utara dan terhenti di selatan
Engkau tak pernah mengeluh, ketika setiap saat engkau harus terus menerus mengalun lembut menyibak dedaunan dan ranting-ranting
Engkau tak pernah bosan berikan kesejukan saat lelah mendera
Ya engkaulah bukti nyata, sebagai mahluq ciptaan_Nya yang selalu taat pada Penciptamu
Dari alam kita banyak belajar, dari air kita belajar krjernihan, kita belajar ketenangan dan ketulusan.
Dari api kita belajar kerja keras, dari angin kita belajar kesabaran dan kebijakan
Dari langit yang terbentang luas, kokoh tanpa tiang, kita belajar tawadhu, tak ada sedikitpun nampak kesombongan pada gagahnya langit
Dari bumi yang kita pijaki, kita belajar bijaksana, ketika orang-orang dengan kaki-kaki yang melangkah itu dengan seenaknya berpijak, namun bumi tetap memberikan haknya pada kita
Sudah seharusnya kita bersyukur, dengan segala karunia yang tercurah limpah kan kepada kita, nikmat nya siang dengan segala kesempurnaannya
Nikmatnya malam dengan segala keindahan yang tercipta di dalamnya,
Nikmatnya alam semesta dengan segala partikel-partikel yang sempurna, Allah ciptakan untuk melengkapi kebutuhan kita sebagai manusia, maka nikmat yang manakah yang kan kau dustakan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar