Rabu, 26 Juli 2017
#Mc Picisan#
#Mc Picisan#
Saya adalah kaum hawa yang terlahir di sebuah kota kecil di negara Indonesia ini. Saya lulus SMA menjadi pejabat alias pengangguran jawa barat, selama satu tahun saya bosan dengan hidup terkurung di rumah tanpa aroma kehidupan luar.
Terlebih saat itu usia ku baru 18 tahun, bisa anda bayangkan betapa membosankannya hidupku saat itu. Usia 18 an itu adalah masa-masa dimana anak-anak manusia baik kaum Adam maupun kaum Hawa sedang mengalami masa-masa transisi, perubahan dari remaja menuju dewasa.
Demikian juga dengan saya, saat itu saya mengalami masa itu, masa di mana merasa butuh teman, merasa ingin bekerja untuk memenuhi kebutuhan sendiri, mulai merasa tidak enak dengan orang tua dan lain sebagainya. Saat-saat seperti itu mau tidak mau ternyata membuatku tertekan juga he. Tapi sudahlah itu kan masa lalu.
Setelah satu tahun saya menjadi "pejabat" akhirnya saya ditakdirkan untuk kuliah, meskipun jujur jurusan yang diambil tidak seiya sekata dengan hati waktu itu. Tapi lama-lama saya merasakan ada banyak manfaat karena mengambil jurusan PAI (Pendidikyan Agama Islam) itu.
Saya mengambil kelas karyawan supaya saya bisa mengajar di hari-hari yang lain.
Yang ingin saya ceritakan bukan tentang kuliah saya tapi pengalaman pertama saat saya menjadi Mc. Saat itu adalah Hari kelulusan anak-anak Tk, Anak-anak saat itu menggunakan baju khas yaitu baju bawahan berwarna hijau muda dan atasannya baju kemeja warna krem. Anak-anak berpakaian dengan rapi dan kemudian baju nya di rangkap dengan menggunakan baju wisuda.
Anak-anak terlihat ceria. Mereka duduk rapi ala anak-anak TK tentu tidak serapi anak-anak Mahasiswa he.
Mereka duduk di depan sebelah kanan saya, dan tepat di hadapan saya adalah wali dari anak-anak itu.
Saat itulah pengalaman pertamaku menjadi Mc, Saya buka acara seperti biasa dengan do'a tidak lupa sebelum memulai saya mengucapkan salam, acara- demi acara saya bacakan, di tengah- tengah acara saya juga sempat memberikan simulasi pada wali anak-anak dengan mengajak wali santri berdiri dan mengikuti gerakan tangan saya untuk latihan konsentrasi. Lama-lama acara begitu terasa membosankan dan akhirnya Kepala sekolah memintaku untuk bergeser dan Beliau lah yang melanjutkan jadi Mc tapi saya tetap ikut mendampingi di depan.
Pengalaman pertamaku itu membuatku malu tapi justru karena itu di dalam hati ini malah semakin membara, ada rasa ingin bisa berbicara di depan banyak orang.
Saya suka terkesima saat melihat orang-orang yang pandai berbicara, saya terkagum-kagum ketika orang mampu berbicara di depan banyak orang dan mampu menguasai audiens dengan baik.
Sementara saya ini adalah seorang pemalu, bahkan di kelas pun waktu sekolah hampir bisa dikatakan kalau saya tidak pernah mengacungkan tangan untuk bertanya. Bukan karena saya faham dengan materi tapi karena saya bingung mau menanyakan apa dan karena saya malu sehingga saya memilih untuk tetap diam.
Kekaguman saya pada orang-orang hebat yang bisa berbicara di depan banyak orang menjadi insfirasi untuk saya supaya bisa berbicara di depan umum.
Di sekolah tempat saya mengajar tiap satu semester ada pembagian raport dan acara akhir semester itu biasanya diadakan acara semacam perpisahan. Maka saya pun dengan modal nekad suka di jadikan Mc. Bukan karena saya bisa tapi karena tidak ada yang lain hehehehe. Jujur saat-saat seperti itu saya suka gugup dan bingung mau berkata-kata apa. Kringat dingin pun pernah bercucur bahkan sering sekali mendapingiku saat menjadi Mc.
Rasa takut, rasa malu, salah tingkah, bergetar saat bicara itu semua tidak menjadi penghalang bagi saya untuk terus mencoba berbicara di depan banyak orang. Tiap akhir semester yang awalnya saya hindari karena takut di suruh jadi Mc akhirnya saya nikmati dan saya justru senang jika disuruh jadi Mc.
Hampir tiap kali akhir semester saya menjadi Mc atau saya menjadi perwakilan dari sekolah untuk menyampaikan prakata saat perpisahan. Saya manfaatkan moment-moment semacam itu untuk mengasah kemampuan saya dalam berkomunikasi. Jika yang lain prakata itu hanya cukup 10 atau 15 menit, tapi jika saya yang menyampaikan bisa jadi 1 jam. Pernah saya minta maaf pada Kepala Sekolah karena tingkah saya itu, namun Kepala Sekolah malah mengatakan ini:
"Tidak apa-apa, anggap saja itu sebagai Stadium General." Ya Beliau bilang seperti itu.
Memang yang saya sampaikan pun saat perpisahan khusus Sekolah PAUD itu, materi nya tidak jauh-jauh dari dunia parenting. Karena dunia parenting itu unik dan menyenangkan makanya dulu saya rajin membaca buku-buku nya sehingga saya pun berani menyampaikan ilmu yang saya dapat kepada orang tua anak-anak PAUD.
Pernah juga saya jadi Mc di acara Gugus Paud yang pesertanya tentu saja pahlawan-pahlawan PAUD yaitu Ibu Guru PAUD, namun saat itu saya kurang menguasai peserta sehingga acara terkesan garing dan membosankan.
Saat ini saya sudah tidak lagi menjadi guru PAUD tapi saya masih tetap berkutik disekitar dunia anak.
Di sini pun saya demikian suka di jadikan sebagai Mc, bukan masalah saya bisa jadi Mc namun mungkin orang-orang di sini belum menampakan bakat-bakat terpendamnya he he.
Saya mau jadi Mc karena saya ingin belajar, karena saya tidak bisa berbicara di depan orang banyak, namun sekarang dengan seringnya saya jadi Mc, rasa gugup, bergetar, malu itu sudah bisa berkurang dan bisa di atasi meskipun memang belum sempurna.
Salah itu biasa, kenapa kita takut salah kalau untuk menuju sebuah perbaikan, tidak ada yang instan semua butuh proses, jadi akan saya nikmati saja semuanya. Salah-salah kata saat berbicara itu sering terjadi tapi ya begitu lah belajar.
Pertama jadi Mc di PAUD lah yang membuatku menjadi berani bicara di depan banyak orang, meskipun masih tetap banyak salah sampai sekarang tapi saya berusaha untuk tetap bicara di depan orang lain. Saya nikmati semua prosesnya.
Dengan pengalaman saya jadi Mc picisan itu, membuat saya semakin tertarik untuk mengikuti seminar-seminar. Bagi saya dengan mengikuti seminar-seminar itu melatih kita untuk memilih kata yang tepat, bagaimana belajar menguasai audiens, belajar bagaimana menghidupkan suasana supaya tidak membosankan.
Saya semakin tertarik untuk bisa bicara di depan orang lain, ketika saya bergabung dengan komunitas. Dalam kegiatan komunitas itu biasanya ada Mc handalan, ada pemateri-pemateri keren dan berkualitas. Nah itu semua menjadi motifasi saya untuk terus belajar.
Ada banyak komunitas-komunitas positif yang bermanfaat, saya pun pernah bergabung dengan komunitas SHC( sms hikmah comunity) pada tahun 2010 sd 2012 komunitas ini sempat buming di mana-mana sampai keluar jawa. Membernya sudah mencapai ribuan.
Ada komunitas Tahajud call, Sholat centre, HLC( Hilal leader cimunity) sampai sekarang nih HLC masih rame di Bandung. HLC ini di bawah kepengurusan Pimpinan pesantren Al-Hilal yaitu pondok pesantren Yatim Bandung yang terdiri dari beberapa cabang dan bekerja sama dengan Penerbit Jabal. Komunitas ini seru banget pokoknya dan insayaallah bermanfaat untuk kita juga untuk umat.
Lantaran ikut komunitas-komunitas itulah saya pun di pertemukan dengan pembicara-pembica hebat. Saya pernah bertemu dengan Aagym yang akhirnya saya jadi santri di pesantrennya dengan ikut diklat SSG (Santri Siap Guna). Dengan Ippho Santoso yang terkenal dengan buku 7 keajaiban mencari rezeki, Kang Dewa Prayoga yang terkenal dengan ilmu marketingnya, Kang Ikhsanul kamil yang terkenal dengan pemateri pra nikah nya, Teh fufu isteri Kang Ikhsan. Ustadz Salim A fillah, Ust Abu bakar Ba'asir, Ust Hanan Attaqi yang terkenal dengan sebutan Ustadz Gaul, cocok buat anak-anak muda. Pimpinan TDA (Tangan di Atas). Ust Bobi yang terkenal dengan pelopor menghapal al-qur'an semudah tersenyum. Ust Abu Sangkan yang terkenal dengan buku Sholat Khusu. Banyak lainnya pemateri-pemateri keren yang pernah saya temui karena perantara kumunitas.
Intinya saya akan tetap berbicara, saya akan terus belajar, suatu saat saya akan menjadi pembicara yang baik, insyaallah.
#30DWC_Jilid7_Squad4
#Hari_ke 21
#menulislah dengan hati
#ig: @nurie_nafilah
#fb: Lembayung Senja
#Nurheti Nurie Nafilah
#Bogor_25_Juli2017
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar