Hari ini sedari subuh kira-kira jam 5 aku sudah berada dipinggir jalan menunggu kedatangan mobil pesanan. Setibanya mobil segera aku menaiki mobil dengan menggendong tas ransel kesayanganku juga menjinjing koper baju ku.
Pagi sekitar jam 6 aku masih di dalam mobil berkeliling disekitar Ci Kajang menjemput penumpang yang lain. Melewati perkebunan teh yang masih berselimut kabut.
Setelah jemputan komplit, mobil pun melaju di sela-sela kabut yang masih menyembunyikan keindahan alam ini. Semakin melaju pagi yang indah mulai nampak, kabut-kabut mulai berlarian memberikan kesempatan pada mentari untuk menunjukan kegagahannya. Langit dengan gurat senyumnya tawarkan kedamaian, pohon-pohon yang seolah berlarian mulai menampakan hijaunya.
Maha Suci Allah dengan segala ciptaan-Nya. Saat-saat ku nikmati alam yang indah tiba-tiba terdengar " bagaimana pendapatmu jika ibu kota dipindahkan ke kalimantan?" Pertanyaan itu terlontar dari seorang penyiar radio yang sedang bertugas, lalu tidak lama kemudian banyak lah penelepon yang memberikan tanggapan, ada yang marah-marah, ada yang mencaci, ada yang menengahi.
Dari diskusi yang saya dengar kebanyakan merasa aneh dengan kebijakan yang dibuat. Bahkkan ada yang berpendapat itu adalah konspirasi. Hanya sebuah siasat untuk mengalihkan perhatian warga dari hal yang lebih besar. Disaat KPK sedang gencar-gencarnya mengusut tentang kasus korupsi tiba-tiba saja ada isu pemindahan ibu kota, tentu saja itu bukan terjadi karena kebetulan.
Aku mengangguk-nganguk kepala ku tanda setuju, karena memang begitulah adanya, bukan hanya sekali atau dua kali namun sering sekali pihak yang tak bertanggung jawab itu mengangkat isu baru yang sebenarnya sepele namun dibesar-besarkan, untuk menutupi kasus yang lebih besar.
Ingat kasus kopi Sianida? pasti sudah tidak asing ditelinga kita karena sempat menjadi berita yang fenomenal di Negara kita ini, dan apa kita sadar dibalik kasus kopi yang sama sekali tidak menguntungkan negara itu ada kasus besar yang ditutupi. Saudara-saudara kita di Alepo ditindas, Rohingya dan tidak ada satu mediapun yang mengangkatnya ke publik.
Semua seolah bungkam, seolah tidak terjadi apa-apa, ah apa memang seperti ini negara kita?
teringat Flm drama Korea yang mengkisahkan tentang anak bangsa yang membenci dan dendam pada negaranya sendiri. Itu disebabkan karena dirinya dihianati oleh negaranya sendiri.
Ngeri aku membayangkannya, tanpa aku sadari aku sudah sampai di Bandung lebih tepatnya di Terminal Lewi Panjang. Aku turun dari mobil dan segera ku susuri jalanan di Terminal, deretan Bis nampak di hadapanku, segera ku mencari Bis menuju Terminal Baranang siang Bogor.
Setelah aku dapati Bis nya, aku cari tempat duduk di pinggir jendela posisi paling nyaman buatku. Di sepanjang perjalanan aku hanya melihat deretan pohon-pohon yang menghijau, sesekali aku tertidur karena nngantuk dan lelah.
Singkat cerita perjalananku dari Bandung menuju Bogor hampir usai. Saat itu aku melihat pembangunan jalan di Jalan baru, ya karena ada pembangunan jalan juga tidak dipungkiri itu sedikit menghambat. Justru lama nya perjalanan disana karena macet, bahkan Terminal Bogor sudah di depan mata tapi karena macet jadi sekitar 1 jam baru Bis bisa masuk Terminal, tepok jidat dah aku di sana.
Sudah berhasil aku turun dari Bis, aku memesan Grab car biar cepet dan nyaman maksudku bukan so so an hehehehe. Lumayan lama nunggu akhirnya datang juga mobil Grab dengan ukuran mobil mini warna hitam. Aku naik dan menyapa bapak sopir yang kira-kira berusia setengah baya.
Ternyata macet pula dan tetap saja lama he, ya sudahlah aku nikmati aroma bogor yang kurang bersahabat itu. Untuk memecah keheningan di dalam mobil aku memulai percakapan dengan bertanya-seputar Grab. Caraku yang so akrab akhirnya membuat kita jadi keasyikan ngobrol sampe-sampe banyak hal yang saya dan bapak sopir ceritakan.
Melihat kemacetan itu tak disangka pak sopir ujung-ujungnya ngomongin politik di Negara ini, tertangkap dari apa yang dikatakannya, Bapak Sopir kecewa dengan pemerintahan sekarang.
Takut terjadi perbincangan yang lebih dalam dan aku mentok untuk menjawabnya, akhirnya aku alihkan pada cerita lain, aku ceritakan kota kelahiranku yang adem, dan membuat penghuninya betah.
Akhirnya tanpa terasa aku pun sampai ke tempat tujuanku yaitu MAFAZA ( Ma'had Fatimatuz Zahra) , yaitu Pondok pesantren Al-qur'an khusus Akhwat.
mungkin hanya itu tulisan yang bisa ku buat malam ini, semoga ada hikmah yang bisa dipetik di dalamnya.
mohon maaf kalau ada salah-salah kata.
#30DWC_jilid7_Squad4
#hari_ke10
#menulislah dengan hati
#tebarkan manfaat lewat tulisanmu
#IG:@nurie_nafilah
#fb:lembayung senja
#tweeter: @nurie_nafilah
#blog: mutiarahikmahkita.blogspot.com
#Nurheti Nurie Nafilah
#diedisi_malam
#bogor_15_juli2017
Tidak ada komentar:
Posting Komentar