Rabu, 25 Oktober 2017
#Romantis#
Romantis itu kalau menurut kamus bahasa indonesia adalah kemesraan yang terjalin karena ada kecocokan.
Romantis menurut saya adalah bahasa tubuh yang diungkapkan lewat kata-kata dan menjelma menjadi prilaku atau tindakan yang membuat orang lain bahagia karenanya.
Romantis itu bukan hanya sekedar kata-kata memuji terhadap pasangan. Mungkin kita sering menyanding-nyandingkan istilah romantis dengan kata-kata pujian bahkan kata-kata gombal, pemberian hadiah, tindakan yang istimewa dll.
Mungkin diantara kita ada yang menilai bahwa bisa dikatakan romantis itu jika:
-seorang suami selalu memuji isterinya dengan kata-kata gombal yang membuat seorang isteri kelepek-kelepek.
-seorang suami selalu bersikap lembut pada isterinya.
-seorang suami selalu mencium kening isteri ketika hendak pergi bekerja dan saat pulang kerja, begitu pun dengan isteri selalu mencium tangan suami saat suami mau bekerja atau bepergian.
-seorang suami selalu memberikan hadiah atau kejutan pada isterinya begitu pun sebaliknya seorang isteri pun melakukan hal yang sama.
Itulah romantis yang sudah biasa terbayang dalam benak kita. Padahal romantis tiidak melulu harus seperti itu, tidak harus selalu berbentuk hadiah atau surprise, tidak harus selalu berbentuk kata-kata pujian, tidak harus selalu seperti itu.
Romantis seorang ibu atau bapak pada anaknya bisa berbentuk kasih sayang dan memenuhi kebutuhan anak-anaknya, bukan hanya kebutuhan jasadiyah tapi juga kebutuhan rohani.
Romantis seorang anak terhadap orangtua bisa tercipta lewat kepatuhan pada keduanya. Romantis seorang suami bisa berbentuk kerja keras supaya bisa menapkahi lahir dan batin sang isteri.
Romantis iya romantis itu relatif ternyata, karena romantis itu bukan hal yang baku, yang harus selalu begitu adanya, romantis itu mencakup bagian yang luas.
Saya pernah membaca sebuah buku yang mengisahkan tentang keromantisan pasangan suami isteri.
Suami isteri itu tentu saja berasal dari dua keluarga yang berbeda.
Keluarga yang laki-laki termasuk keluarga yang dingin, sementara keluarga yang perempuan termasuk keluarga yang hangat, penuh kasih sayang dan penuh canda, di keluarga perempuan kebahagiaan itu lebih nampak.
Lalu ketika menikah sang isteri pun pada awalnya merasa kecewa karena suaminya tidak pernah memberikan hadiah, bunga, atau kado pernikahan untuknya, hal seperti itu dianggap tidak romantis oleh seorang isteri.
Namun suatu hari si isteri menyadari bahwa dia tidak bisa memaksakan suaminya untuk bisa romantis seperti persi yang diharapkannya.
Kerja keras suami untuk menafkahinya itu lah bentuk romantis dari suaminya. Bahkan itu lebih dari sekedar romantis.
Pelajaran yang bisa saya ambil dari kisah itu bahwa salah satu cara suapaya suami bisa romantis adalah jujur meminta kepada suami, fahamkan tentang romantis yang kita maksud dan yang kita inginkan.
Cara pandang terhadap romantis itu berbeda, sehingga kita harus bisa legowo untuk menerima perbedaan itu, karena kita juga tidak bisa memaksakan supaya orang lain bisa sama dengan kita dalam memandang suatu hal.
Tulisan kali ini terinsfirasi dari film "Duka Sedalam Cinta", di mana dalam film itu dikisahkan bagaimana romantisnya mas Gagah sebagai seorang kaka terhadap adiknya yang bernama Gita.
Mas Gagah begitu Romantis, sebagai seorang kaka yang selalu berusaha melindungi adiknya dan menginginkan yang terbaik untuk adiknya.
Juga terinsfirasi dari buku yang pernah saya baca, sudah lama namun masih saya ingat yaitu tentang kisah suami isteri yang sudah saya ceritakan di atas.
Satu hal yang pastiromantis itu ada namun sudut pandang yang berbeda itu merupakan bagian dari romantis itu sendiri.
#30Dwc_Jilid9
#Squad_4
#hari_ke15
#25_Oktober_2017
#Menulis_menulis_dan_menulis
#Nurheti_Nurie_Nafilah
#Ig: @nurie_nafilah
Fb: Lembayung_Senja
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar