Karena Ada Rasa Di sini
Hari sabtu kemarin tepatnya tanggal 21 Oktober 2017, saya dan teman-teman pergi untuk ikut acara seminar Hijrah Day Bogor, kami berangkat Jam 11:00 dan sampai sekitar jam 12:30, kami sampai tepat waktu meakipun sempat terjebak macet, namun macet semacam seperti itu sudah biasa di Bogor jadi di bawa santai saja lah dari pada stress hehe.
Sesampainya di tempat teman-teman sebagian ada yang menuju mushola untuk sholat terlebih dahulu dan sebagian yang lain registrasi ulang, yang formatnya pasti di mana-mana sama yaitu urutannya No, Nama, No Hp/WA, paraf.
Selsai registrasi saya dan teman-teman mengarahkan pandangan pada deretan kursi yang masih kosong lebih tepatnya terletak di sebelah kanan. Kami pun menuju nya dan duduk dengan posisi nyaman persi masing-masing. Ada yang menyandarkan tubuhnya, ada yang tumpang kaki, ada yang duduk miring dll.
Tidak lama setelah kami duduk, Mc yang bernama Gugun Gunawan di depan kami memanggil pembicara pertama yaitu ustadz Luqmanul Hakim seorang penulis buku mustahil miskin, Beliau juga penggagas dari komunitas PPA (pola pertolongan Allah).
Ketika ustadz Luqman berdiri di depan, dan di barengi dengan slid di layar mengenalkan tentang apa saja kegiatan yang diadakan team PPA. Maka terlintas saat itu, ini pasti seputar sedekah dan ini sepertinya akan ada acara nangis bareng.
Pada awalnya acara ya seperti biasa mengalir saja tapi semakin Beliau berbicara kita terhipnotis, tiba-tiba saja butiran air mata itu keluar dari pelupuk mata yang sudah tidak bisa di bendung lagi, menetes membashai pipi.
Bukan hanya saya yang ikut larut namun saya yakin semua peserta di dalam ruangan kemarin ikut merasakan hal yang sama.
Bagaimana tidak sedih, jika engkau di singgung-singgung sebagai tersangka, ya tersangka dalam setiap kejadian yang terjadi dalam hidup kita sendiri.
Kita tersudut kala itu, kita bukan marah karena tersudutkan, tapi kita malu, betapa diri ini telah mendzolimi diri sendiri. Terlebih yang membuat kita semakin meneteskan air mata, ketika di singgung tentang orang tua, sontak semua menangis di ruangan itu, betapa kita banyak salah dan dosa terhadap keduanya, betapa sering kita mengecewakan keduanya, betapa sering kita mengabaikannya, padahal sedetik pun orang tua kita tidak pernah membiarkan kita terlepas dari do'a dan kasih sayangnya.
Tumpah sudah air mata itu, tak peduli kiri kanan, yang pasti rasanya ingin menagis sejadi-jadinya, namun tetaplah saya berusaha untuk bisa mengendalikannya.
Sesi pertama bersama utadz Luqman lebih kepada repleksi hati, kita di bawa santai namun di akhir kita di suruh jujur ada diri tentang siapa kita.
Selsai sesi pertama kita istirahat untuk melaksanakan sholat asar, sambil menunggu antrian wudhu ada yang memilih menyedu kopi ada pula yang memilih menyedu teh manis.
Selsai sholat, semua peserta kembali memasuki ruangan seminar, kali ini kami di bikin penasaran dengan sosok Mira yang sudah di sebut-sebut oleh pembicara pertama.
Sebelum pembicara kedua di tampilkan, Mc mengajak peserta untuk smulasi-smulasi kecil yang pastinya bagi para pecinta seminar, smulasi-smulasi seperti itu sudah biasa ditemui.
Kemudian selsai smulasi kami di suguhi sebuah film pendek tentang Mira, dari Film yang alurnya maju mundur itu kita sudah di berikan gambaran tentang kehidupan Mira, yang tidak lain tidak bukan Ibi Mira lah yang akan menjadi pembicara ke dua.
Setelah Mc mempersilahkan Ibu Mirani, maka Ibu Mirani pun berjalan menuju arah depan kita. Sebelum berbicara banyak Ibu Mirani membuka pembicaraannya dengan menyuguhi sebuah lagu yang berjudul Assalamu'alaikum cinta karya penyanyi yang sudah terkenal di masanya yaitu Meli guslowSelsai menyanyi Ibu Mirani langsung saja menceritakan kisahnya.
Acara kemarin lebih cocok dengan bedah buku. Sebagai pembicara Ibu Mirani menceritakan kisah hidupnya, penuh antusias peserta mendengarkan setiap kata yang terlontar dari mulut Ibu Mirani.
Kita sempat terheran-heran dengan masa lalu Ibu Mirani, seorang anak perempuan yang terlahir dari keturunan letnan kepolisian, Dia sejak SMP sudah mulai mengenal diskotik.
Pengalamannya dengan dunia gemerlap semakin dewasa semakin meningkat, dari mulai berangkat siang pulang sore sampai berangkat malam pulang pagi.
Kehidupan seperti itu dijalani Ibu Mirani sampai masa kuliah, Namun yang membuat kami aneh setengah mati adalah ketika Ibu Mirani bilang bahwa dirinya tetap melakukan sholat meskipun suka ke Diskotik, bahkan yang lucu ketika Ibu Mira lagi di Diskotik dan keluar mindik-mindik untuk melaksanakan sholat dulu.
Itu berlangsung bertahun-tahun lamanya. Ibu Mirani mengakui mengapa Beliau tetap sholat, karena Beliau takut jika meninggalkan sholat, takut Allah marah, makanya beliau tetap sholat, bahkan sholat tahajud dan duha pun disirikan.
Beliau pun mengakui ketika ke Diskotik, Beliau tidak takut dosa makanya tetap dijalankannya. Aneh memang tapi itu nyata adanya.
Saya pikir setidaknya dalam diri Ibu Mirani saat itu ada rasa takut pada Allah, yang akan menjadi peluang untuk memperbaiki diri.
Mendengarkan setiap episode perjalanan Ibu Mirani itu, ada perasaan aneh, lucu, ngeri, haru, kagum yang pasti semua rasa ada saat itu.
Bercerita terus Ibu Mirani Bercerita hingga sampai pada titik yang kembali mengundang air mata kami terkuras. Seluruh peserta di ruangan itu kembali menangis ketika membahas tentang sosok Ibu yang selalu ada untuk anak-anaknya.
Yang pasti seharian kami di bikin baper dengan dua pembicara itu, kami menangis bukan karena kami terhipnotis tapi karena kami punya rasa, karena di sini di hati kami ada rasa.
Oh ya ada yang lucu dalam cerita Ibu Mirani, ketika berbicara tentang cinta di masa lalunya, sosok pacar yang ganteng, namun akhirnya meninggalkannya.
Sudah dikhianati tapi masih saja Ibu Mirani saat itu terkekeh minta pada Allah untuk mengembalikan pacarnya. Bisa dikatakan saat itu Ibu Mirani sempat Stress gara-gara di tinggal pacarnya itu.
Sampai suatu hari Ibu Mirani putus asa dan memilih untuk mengakhiri hidupnya dengan memotong urat nadinya, namun siapa sangka sebab ketulusan do'a seorang ibu dalam koma yang menurut dokter kecil kemungkinan untuk selamat, Ibu Mirani bisa kembali tersadar, padahal urat nadinya benar-benar sudah terputus. Itu lah keajaiban DO'a seorang Ibu.
Dari sanalah Ibu Mirani sadar dan bertaubat, ternyata hidayah itu datang di saat Ibu Mirani sudah hampir mati. Beruntung karena Allah berikan kesempatan untuk hidup dan memperbaiki kehidupannya.
Ibu Mirani menyampaikan, mungkin itulah bukti bahwa Allah tidak tidur, meskipun Mirani masa lalunya begitu kelam tapi dalam kelamnya hidup Ibu Mirani tetap sholat, meskipun logika mengatakan mana mungkin sholatnya di terima karena di lakukan bersma maksiat tapi nyatanya tidak seperti itu, Allah lebih tahu amal mana yang Allah terima dan amal mana yang Allah tolak.
Yang pasti pertolongan Allah itu akan datang pada hamba yang di dalamnya ada iman meakipun hanya setitik.
#30Dwc_jilid9
#Squad_4
#hari_ke 12_Oktober_22_2017
#Menulis saja
#Nurheti_Nurie_Nafilah
#Ig: @nurie_nafilah
#fb: Lembayung Senja
Tidak ada komentar:
Posting Komentar