Kamis, 26 Oktober 2017

#Hidup Adalah Pilihan#

Dalam sebuah buku saya mendapatkan kisah yang menarik, dan saya rasa sayang jika tidak di bagi pada yang lain.


Dalam buku itu dikisahkan tentang kisah perjalanan dua anak manusia yang berjenis kelamin laki-laki, mereka terlahir dari keluarga yang bermasalah yang mengakibatkan kedua orang tuanya terpisah.


Kedua anak laki-laki itu tinggal bersama ayahnya. Kedua anak laki-laki itu setiap harinya tinggal di rumah yang sama, mendaptkan perlakuan yang sama, sama-sama melihat kejadian-kejadian yang terjadi di rumahnya.
Seiring berjalannya waktu kedua anak laki-laki itu tumbuh menjadi laki-laki dewasa. Uniknya mereka berdua memiliki karakter yang 100% berbeda padahal mereka dididik oleh orang dan lingkungan yang sama.


Katakanlah anak laki-laki yang satu adalah si A dan yang satu lagi si B. Ketika si A dan si B tumbuh dewasa mereka memiliki kebiasaan yang berbeda.


Si A dia tumbuh menjadi seorang anak yang brutal, dia suka berjudi, main perempuan, mabuk-mabukan dan melakukan kebiasaan-kebiasaan jelek lainnya.


Kenapa si A tumbuh seperti itu?
Karena itulah hari-hari yang dia hadapi saat dia kecil, sewaktu kecil dia menyaksikan sosok ayah yang suka kasar terhadap ibunya, suka memukul, suka mabuk-mabukan dan berjudi. Maka itu lah yang terekam di memori si A.


Karena anak-anak memiliki sifat manipulasi atau meniru, maka secara tidak sadar otak nya meresfon apa yang pernah dia lihat atau dia alami. Dampak negatifnya ketika dewasa dia ikut meniru apa yang terekam dalam memori di masa kecilnya.


Beda lagi sama si B, justru dia kebalikan dari si A, dia tumbuh menjadi sosok laki-laki yang baik, yang taat pada aturan agama dan juga dia menjadi orang yang sukses dalam dunia karir.


Kenapa ko bisa si B menjadi orang baik padahal dia mendapatkan pengasuhan yang sama juga menyaksikan dan mengalami hal yang sama dengan si A.


Di sini lah Kuasa Allah, Allah maha kuasa terhadap segala sesuatu, jika Dia ingin maka akan terjadi apa pun itu, termasuk tentang hidup si A dan si B.


Allah telah menciptakan manusia dengan sebaik-baik ciptaan, Allah menciptakan manusia dengan dikarunianya akal dan hati untuk menyempurnakannya.


Dengan akal dan hati Allah memberikan pilihan kepada manusia untuk menggunkannya dengan sebaik-baiknya.
Begitu pula dengan kisah si A dan si B. Jika si A kenapa hidupnya hancur berantakan karena dia meniru apa yang dia lihat dari sosok ayah, dia tidak menggunakan akal dan hati untuk menimbang baik buruknya apa yang telah dia perbuat.


Si A pun mengakui pada si B kenapa dia memilih jalan yang sama dengan ayahnya, karena dia terlalu benci dengan sosok ayah dan tanpa dia sadari kebencian yang berlebih itu justru malah membawanya seperti sosok yang di bencinya.


Sementara si B, dia lebih memilih memaafkan kejahiliyahan ayahnya dan dia memilih untuk merubah keadaan, dia berjanji pada dirinya bahwa dia tidak boleh menjadi seperti sosok ayahnya.


Dia berjanji bahwa dirinya bisa memperbaiki keretakan yang terjadi dalam keluarganya, dia berjanji bahwa dirinya harus memberikan perubahan yang baik untuk kebahagiaan keluarganya.


Dia berjanji bahwa dirinya harus sukses dan harus mengangkat harkat dan martabat keluarganya yang telah di cap hancur oleh yang lain.


Si B pernah mengatakan sebuah petuah pada si A, "kita memang terlahir dari keluarga yang berantakan tapi bukan berarti hidup kita juga harus berantakan, bukan berarti kita harus seperti ayah kita, jika kamu memang membenci keadaan itu seharusnya kamu keluar dari dalamnya dan mencari solusi terbaik, bukan malah ikut-ikutan terjebak dalam kebencian itu sendiri".


Dari kisah si A dan si B saya dapat mengambil kesimpulan bahwa:


-meskipun kita ada dalam situasi yang sama tapi tentu kita akan menanggapi dengan cara yang berbeda, bisa menerima atau menolaknya.


-kebencian yang berlebihan itu memang dilarang dalam islam dan juga mengakibatkan kita menjadi kualat dan justru mengikuti apa yang kita benci, jadi bencilah dan sukailah sesuatu dengan sewajarnya dan sesuai kadarnya.


- pertimbangkanlah sebelum bertindak dengan mengunakan akal dan hati yang sehat, jangan sampai pilihanmu itu justru malah menjerumuskan.


-tidak ada istilah jahat dan miskin turunan, selama kamu masih punya akal dan hati berarti kamu masih bisa menentukan arah dengan benar.


-Hidup itu pilihan, kamu mau memilih jalan yang salah atau jalan yang benar. Dirimu lah yang sebenarnya berkuasa terhadap keputusanmu sendiri.


-Lingkungan, terutama lingkungan keluarga memang sangat mempengaruhi keberlangsungan hidup kita di masa depan. Namun kita tetap di berikan kebebasan untuk memilih.


-hati-hati dalam mengambil keputusan, karena keputusan yang kamu ambil akan mempengaruhi masa depanmu.
Wallahu a'lam


Demikian tulisan saya kali ini, semoga ada manfaatnya, saya yakin teman-teman yang baca akan mendapatkan pandangan yang berbeda dengan saya, insyaallah teman-teman pun bisa mengambil kesimpulan sendiri-sendiri  dari tulisan saya itu.


Mudah-mudahan teman-teman mendapatkan hikmah yang lain, hikmah yang masih tersembunyi  di dalamnya.


#30Dwc_Jilid9
#Squad_4
#Hari ke_16
#26_Oktober2017
#mencari_Hikmah_lewat_menulis
#Nurheti_Nurie_Nafilah
#Ig: @nurie_nafilah
#Fb: Lembayung_Senja
#blog: mutiarahikmahkita.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar