Rabu, 02 Agustus 2017

#Api Unggun Di malam Sabtu#

Siang hari saat penempaan santri putri Mafaza, seluruh panitia bergegas menuju medan yang akan di tempuh para santriwati mafaza. Medan yang di lalui lumayan curam. Di pinggir kiri dan kanan jurang yang curam, jalan yang di lalui hanya cukup di lalui oleh satu orang saja.
Kami berangkat beramai-beramai menuju pos pertama. Sesampainya kami sampai di pos pertama, seperti biasa kami meninggalkan teman kami di pos itu, untuk menjalankan amanahnya.


Tantangan yang disediakan oleh team pos satu adalah menyelam di dalam air di bawah air terjun. Peraturan mainnya adalah setiap anak wajib nyemplung ke bawah air rerjun. Kemudian pulangnya menyebrangi sungai melewati tali-tali yang di rancang seperti sarang laba-laba.


Setelah dari pos satu, kami menuju pos dua, untuk menuju pos dua, jalan yang kami telusuri lumayan curam, kami harus melalui rerumpunan yang rimbun, serasa memasuki gua.


Rumput-rumput liar yang masih kokoh menunjukan jalan itu jarang terjamah.
Terus berjalan menesuluri hutan menuju pos dua. Sesampainya di pos dua kembali kami meninggalkan dua teman kami. Tantangan yang disediakan di pos dua adalah. Tongkat ajaib , cara main tantangan nya adalah menurunkan tongkat menggunakan satu jari bersama dengan team.


Melanjutkan berjelajah menuju pos tiga, sesampainya di pos tiga, kami pun meninggalkan 2 teman kami. Tantangan di pos tiga adalah jaring laba-laba, cara main tantangan ini adalah masuk melewati sarang laba-laba, tapi setiap anggota di larang masul menuju lobang yang sama.
Menuju pos empat, jalan yang curam pun kembali kami lalui, namun menuju pos empat kami melewati beberapa kebun petani.
Ada ladang cabai, ladang seladah, ladang pisang, ladang buah arbei, ladang brokoli dan lain sebagainya.


Kami sampai di pos empat dengan tantangan yang telah disediakan yaitu jalan menelusuri sungai.


Lalu kami lanjut ke pos lima, di pos lima tantangan yang harus di lewati peserta adalah menyelam ke sungai untuk mengambil krikil.
Selanjutnya kami menuju pos enam, panitia yang tersisa setelah di bagi di pos-pos adalah tinggal empat orang, termasuk saya sendiri.
Pos enam menyediakan tantangan mengurai bola kusut. Cara bermain bola kusut adalah dengan cara setiap kelompok membuat sebuah lingkaran dan saling berpegangan satu sama lain dengan cara menyilanhkan sehingga terlihat menjadi seperti bola kusut.


Selanjutnya teman kami sisa berdua, dan mereka melanjutkan perjalanan untuk melanjutkan menuju pos tujuh. Tantangan yang ada di pos tujuh adalah estapet air.
Setelah setiap pos sudah di isi oleh penjaga nya. Peserta mulai bergerak menuju pos satu dan mulai mengikuti tantangan yang sudah disiapkan oleh panitia.


Selsai menyelsaikan tantangan dari pos satu, peserta mulai kembali bergerak menuju pos berikutnya. Kira-kira jarak antar pos satu dengan yang lainnya sekitar 15 menit lebih.
Dari pos satu ke pos dua dan begitulah seterusnya hingga sampai ke pos enam. Di pos enam yang menjadi penjaga pos adalah saya sendiri.


Ketika peserta datang ke pos enam, saya dan rekan saya mulai beraksi. Para pesera mulai kena marah dan bentak tanpa sebab, layaknya peserta ospek yang biasa diselenggarakan oleh sekolah-sekolah.


Saat kami mencari salah peserta supaya bisa membentak mereka, sebenarnya antara tega dan tidak. Terlebih ketika melihat wajah memelas mereka selepas mendapatkan tantangan dari pos sebelumnya.
Wajah mereka yang memelas, penuh corengan lumpur.


Tubuh mereka yang basah kuyup.
Di pos kam, peserta dapat tambahan tantangan yaitu disuruh jalan merangkak. Permainan berakhir di pos tujuh, yaitu tantangannya estapet air dari atas kepala dengan cara membelakangi temannya.
Singkat cerita kegiatan tantangan siang berakhir. Setibanya malam, maka membuat api unggun. Seperti kegiatan api unggun yang biasa dilakukan kebanyakan orang dalam kegitan-kegiatan kemping. Kami duduk melingkar mengelilingi api unggun.


Dalam acara api unggun, para peserta diwajibkan maju menampilkan bakatnya masing-masing kelompok.
Seru-seru ala anak-anak usia SD sampai SMA, ada yang menampilkan nyanyian, drama, tentunya dengan gaya khas mereka yang kocak.


Dalam acara api unggun itu, saya lagi-lagi memaksakan diri menyanggupi menjadi Mc picisan hehehe...dan sekali lagi itu bukan soal karena saya bisa tapi karena saya ingin bisa.


Di anatara teman-teman saya pun saya yaqin ada yang pandai menjadi Mc, namun ya apalah mungkin mereka males hehehehe (maaf ya).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar