Rabu, 30 Agustus 2017

#Mencoba Ikhlas dengan Ketetapannya#

Ikhlas
Satu kata yang penuh makna itu disebut ikhlas
Ikhlas itu pilihan


Aku ikhlas jika aku harus berada di tempat ini menghabiskan hari-hari ku bersama mereka para pejuang qur'an


Aku ikhlas, jika aku harus menemani mereka para penjaga wahyu untuk istiqomah bersama al-qur'an


Aku ikhlas, jika aku harus kehilangan masa-masa indah saat berkumpul dengan keluarga


Aku akan tetap mencoba untuk bisa menangkap maksud Allah dengan mendatangkanku ke tempat ini


Meski kadang rasa ingin berjumpa mereka tiba-tiba mengudara memeluk asa


Aku ikhlas, jika aku harus menahan rasa rindu untuk bersua dengan teman, sahabat di luar sana yang telah lebih dulu aku kenal


Meski kadang rasa rindu itu tiba-tiba membuncah menyembunyikan jarak
Aku ikhlas, jika itu yang terbaik untukku dari Allah


Karena prosesku menuju tempat ini pun bukan kebetulan semata


Jika aku ingin, bisa saja aku pergi dan berlari kembali menuju hidupku yang lain
Tapi aku punya harapan di sini


Aku berharap adanya aku di sini bukan sebuah kesia-sia an


Aku berharap hadirnya aku di tempat ini, mampu memberikan perubahan berarti dalam kehidupanku


Aku berharap dengan berkumpulnya aku di sini bersama mereka teman-teman seperjuangan di rantauan


Mampu mendewasakan sikap ku, memberikan warna baru dalam dunia persahabatan


Aku berharap kehidupan yang saat ini aku jalani sekarang adalah sebuah universitas kehidupan yang bisa aku lalui dengan nilai minimal istimewa


Aku ikhlaskan keadaanku saat ini, karena aku yakin ada kebaikan di dalamnya
Karena aku yakin Allah ingin menunjukan sesutu lewat itu


#by.Lembayung Senja
#Bogor_30_Agustus_2017
#Dalam_gores_mlm
#Di_edisi_kurang kerjaan

#Ini tentang Rindu#

Rindu bukan sekedar basa basi
Rindu, kata yang sudah sering kita dengar


Rindu, rindu itu bukan hanya sekedar fatamorgana
Karena rindu itu adalah kenyataan


Rindu itu bukan sekedar kata-kata
Karena rindu itu ada dan dirasakan
Rindu, mungkin memang tidak nampak
Namun rindu itu adalah rasa yang tidak mudah untuk disembunyikan


Rindu adalah sebuah kewajaran
Rindu itu tidak lah melanggar hukum
Rindu itu sah sah saja kita nikmati
Selama rindu itu menjadikan kita semakin dekat dengan Sang Pemilik rindu


Rindu yang jangan kita ikuti itu adalah merindukan ketidakpastian


Rindu itu adalah anugrah
Karena rindu itu adalah uangkapan jiwa dalam mensyukiri arti sebuah rasa


#by.Lembayung senja
#Bogor_29_Agustus_2017

Rabu, 16 Agustus 2017

#Catatan Lama dari Teman di Fb#



BundaNa Anindya Husna menerbitkan sebuah catatan.


jadikan hati kita seputih melati


Melati tak pernah berdusta dengan apa yang ditampilkannya. Ia tak memiliki warna di balik warna putihnya. Ia juga tak pernah menyimpan warna lain untuk berbagai keadaannya, apa pun kondisinya, panas, hujan, terik, atau pun badai yang datang, ia tetap putih. Ke mana pun dan di mana pun ditemukan, melati selalu putih. Putih, bersih, indah berseri di taman yang asri.

Pada debu ia tak marah, meski jutaan butir menghinggapinya. Pada angin ia menyapa, berharap sepoinya membawa serta debu-debu itu agar ianya tetap putih berseri. Karenanya, melati ikut bergoyang saat hembusan angin menerpa. Ke kanan ia ikut, ke kiri ia pun ikut. Namun ia tetap teguh pada pendiriannya, karena ke mana pun ia mengikuti arah angin, ia akan segera kembali pada tangkainya.

Pada hujan ia menangis, agar tak terlihat matanya meneteskan air di antara ribuan air yang menghujani tubuhnya. Agar siapa pun tak pernah melihatnya bersedih, karena saat hujan berhenti menyirami, bersamaan itu pula air dari sudut matanya yang bening itu tak lagi menetes. Sesungguhnya, ia senantiasa berharap hujan kan selalu datang, karena hanya hujan yang mau memahami setiap tetes air matanya. Bersama hujan ia bisa menangis sekeras-kerasnya, untuk mengadu, saling menumpahkan air mata dan merasakan setiap kegetiran. Karena juga, hanya hujan yang selama ini berempati terhadap semua rasa dan asanya. Tetapi, pada hujan juga ia mendapati keteduhan, dengan airnya yang sejuk.

Pada tangkai ia bersandar, agar tetap meneguhkan kedudukannya, memeluk erat setiap sayapnya, memberikan kekuatan dalam menjalani kewajibannya, menserikan alam. Agar kelak, apa pun cobaan yang datang, ia dengan sabar dan suka cita merasai, bahkan menikmatinya sebagai bagian dari cinta dan kasih Sang Pencipta. Bukankah tak ada cinta tanpa pengorbanan? Adakah kasih sayang tanpa cobaan?

Pada dedaunan ia berkaca, semoga tak merubah warna hijaunya. Karena dengan hijau daun itu, ia tetap sadar sebagai melati harus tetap berwarna putih. Jika daun itu tak lagi hijau, atau luruh oleh waktu, kepada siapa ia harus meminta koreksi atas cela dan noda yang seringkali membuatnya tak lagi putih?

Pada bunga lain ia bersahabat. Bersama bahu membahu menserikan alam, tak ada persaingan, tak ada perlombaan menjadi yang tercantik, karena masing-masing memahami tugas dan peranannya. Tak pernah melati iri menjadi mawar, dahlia, anggrek, atau lili, begitu juga sebaliknya. Tak terpikir melati berkeinginan menjadi merah, atau kuning, karena ia tahu semua fungsinya sebagai putih.

Pada matahari ia memohon, tetap berkunjung di setiap pagi mencurahkan sinarnya yang menghangatkan. Agar hangatnya membaluri setiap sel tubuh yang telah beku oleh pekatnya malam. Sinarnya yang menceriakan, bias hangatnya yang memecah kebekuan, seolah membuat melati merekah dan segar di setiap pagi. Terpaan sinar mentari, memantulkan cahaya kehidupan yang penuh gairah, pertanda melati siap mengarungi hidup, setidaknya untuk satu hari ini hingga menunggu mentari esok kembali bertandang.

Pada alam ia berbagi, menebar aroma semerbak mewangi nan menyejukkan setiap jiwa yang bersamanya. Indah menghias harum semua taman yang disinggahinya, melati tak pernah terlupakan untuk disertakan. Atas nama cinta dan keridhaan Pemiliknya, ia senantiasa berharap tumbuhnya tunas-tunas melati baru, agar kelak meneruskan perannya sebagai bunga yang putih. Yang tetap berseri di semua suasana alam.

Pada unggas ia berteriak, terombang-ambing menghindari paruhnya agar tak segera pupus. Mencari selamat dari cakar-cakar yang merusak keindahannya, yang mungkin merobek layarnya dan juga menggores luka di putihnya.

Dan pada akhirnya, pada Sang Pemilik Alam ia meminta, agar dibimbing dan dilindungi selama ia diberikan kesempatan untuk melakoni setiap perannya. Agar dalam berperan menjadi putih, tetap diteguhkan pada warna aslinya, tidak membiarkan apa pun merubah warnanya hingga masanya mempertanggungjawabkan semua waktu, peran, tugas, dan tanggungjawabnya. Jika pada masanya ia harus jatuh, luruh ke tanah, ia tetap sebagai melati, seputih melati. Dan orang memandangnya juga seperti melati.

Dan kepada melatiku, tetaplah menjadi melati di tamanku. Karena, aku akan menjadi angin, menjadi hujan, menjadi tangkai, menjadi matahari, menjadi daun, dan alam semesta. Tetapi takkan pernah menjadi debu atau unggas yang hanya akan merusak keindahannya, lalu meninggalkan melati begitu saja.,,,

Rabu, 09 Agustus 2017


Muqoyam mafaza
Part 1
Tibalah hari yang ditunggu-tunggu santri putri MAFAZA, yaitu hari pelaksanaan kemping. Bukan sembarang kemping, bukan sekedar turun gunung, main-main, seru-seruan saja. Kemping yang di selenggarakan Ponpes MAFAZA kali ini mempunyai harapan yang lebih dari itu.


Dengan adanya kemping,  pihak penyelenggara dan kami para panitia sangat mengharapkan mampu menjadikan Para santriwati menjadi Santriwati yang Peka terhadap lingkungan, terhadap sesama juga terhadap diri nya sendiri.


Paling utama tujuan kami mengadakan kemping adalah untuk lebih mendekatkan Para santriwati pada Allah Sang Maha Pencipta.
Memupuk ruhul jihadnya, lewat alam yang begitu unic dan indah, lewat permainan-permainan yang bukan sembarang permainan. Lebih kepada tantangan.


Tantangan-tantangan itu pun sengaja kami rancang supaya tetap menyenangkan, tetapi tidak menghilangkan Ketegangan    hingga hikmah/ibroh tantangan yang dijalani tetap didapatkan.


Jika tantangan-tantangan itu hanya sebatas permainan tanpa ada ketegangan, mungkin hikmah akan di dapat namun serasa kurang bermakna.


Lewat berbagai macam tantangan itulah Para santriwati belajar menjadi Pemimpin, belajar mengayomi, belajar menghargai, belajar peka terhadap alam dan teman, belajar menyayangi, belajar menepiskan keegoisan, belajar kerjasama, belajar bersabar.


Lewat pembagian kelompok yang sengaja kami acak, maka Para santriwati belajar saling menghargai, belajar untuk berbaur dengan yang teman lain.


Lewat jurit malam, Para santriwati belajar untuk tawakal pada Allah, belajar untuk saling melindungi, belajar tidak egois. Belajar untuk taat yaitu dengan cara mengikuti rute yang di siapkan oleh panitia.


Lewat alam yang begitu indah, maka Para santriwati belajar untuk bersyukur, belajar untuk peka terhadap lingkungan, belajar menyayangi alam dengan tidak merusaknya.


Lewat suasana yang dingin, Para Santriwati belajar kesabaran, brlajar untuk bertahan di alam bebas dengan alas dan atap seadanya. Bersabar sejenak jauh dari keluarga, bersabar tidak memakai bantal dan selimut tebal yang terbiasa mereka pakai saat di rumah.
Bersabar dari kenyamanan dunia yang sesaat ini.


Lewat sedikit bentakan dari panitia, Para santriwati belajar kedisiplinan, belajar menghargai waktu. Belajar kemandirian, belajar menguatkan mental.
Yang pasti kegiatan yang kami selenggarakan bukan tanpa tujuan, dengan adanya krgiatan yang terangkai dari berbagai tantangan-tantangan yang kami siapkan berharap bisa melahirkan para hafidzah yang tangguh, berakhlaq dan taat.


#Seremoni 1sd3 agustus 2017
#Muqoyyam_Ponpes_MAFAZA
#Ci Bodas_mandalawangi,kaki gunung Pangrango
#By_Lembayung_senja
#Bogor_9_Agustus_2017

Jumat, 04 Agustus 2017

#Ilmu dan Amal#

Ilmu yang baik, adalah ilmu yang bermanfaat, ilmu yang bermanfaat adalah ilmu yang diamalkan. Jika ilmu itu di amalkan maka ilmu itu akan semakin kuat melekat tapi sebaliknya jika ilmu itu diendapkan alias tidak diamalkan maka ilmu itu sia-sia dan akan lari dari kita.


Di ibaratkan pisau, jika semakin sering di pakai maka ia akan sering di asah dan semakin tajam, namun jika pisau itu tidak dipakai maka ia akan tumpul dan berkarat bahkan semakin lama akan patah.


Mari kita cari tahu kenapa ilmu dan amal itu kadang tidak terealisasi.
Salah satu penyebabnya diantaranya adalah:


1. Cinta dunia, jadi mencari ilmu nya bukan karena Allah melainkan karena ingin mendapatkan kedudukan di sisi manusia
2. Suka merasa mengamalkan dengan tahu ilmu nya dengan kata lain mengajak yang lain tetapi dirinya tidak mengamalkannya
3. Ujub, merasa dirinya lebih baik dari yang lain
Itu adalah beberapa faktor yang menyebabkan tidak terealisasinya ilmu dan amal.


Semoga kita terjauh dari hal tersebut, karena Allah sangat tidak suka dengan hal demikian.
Semoga ilmu yang kita dapatkan bisa bermanfaat untuk kita juga untuk yang lainnya.


#30DWC_Jilid 7_Squad4
#Hari_ke30
#Menulis ituuuu menyenangkan
#Nurheti Nurie Nafilah
#IG:,@nurie_nafilah
#fb :,lembayung Senja
#Bogor_5_Agustus2017

Kamis, 03 Agustus 2017

#Kaki Gunung Pangrango#


Hutan pinus, di sana terlihat deretan pohon pinus yang tertata dengan apik
Kicau burung, memecah keheningan, ditemani suara-suara serangga yang saling bersaut ikut memecah kesunyian


Hamparan rumput yang menghijau, menambah kenyamanan bagi para penikmat alam


Jalanan yang curam, penuh semak brlukar, namun tetap bisa di lewati oleh para pendaki gunung


Kelokan tajam yang mengharuskan kita untuk lebih konsentrasi


Tanjakan dan juga turunan, menjadi tantangan tersendiri bagi para pendaki
Saat melewati jalan curam, ketakutan telah terobati dengan pemandangan yang maha sempurna


Pemandangan nyata yang tidak mudah untuk di gambarkan apalagi untuk di ungkapkan
Terlampau indah hingga kita hanya bisa merasakannya dengan penuh ketakjuban


Dingin yang menusuk hingga ke tulang-tulang, menjadi khas tersendiri
Dingin yang menusuk itu memberikan kesempatan pada baju-baju tebal, syal, kaos kaki, kaos tangan untuk menjadi pelengkap setiap pergerakan


Itulah bumi camp ci Panas mandalawangi Gunung Pangrango

Rabu, 02 Agustus 2017

#Api Unggun Di malam Sabtu#

Siang hari saat penempaan santri putri Mafaza, seluruh panitia bergegas menuju medan yang akan di tempuh para santriwati mafaza. Medan yang di lalui lumayan curam. Di pinggir kiri dan kanan jurang yang curam, jalan yang di lalui hanya cukup di lalui oleh satu orang saja.
Kami berangkat beramai-beramai menuju pos pertama. Sesampainya kami sampai di pos pertama, seperti biasa kami meninggalkan teman kami di pos itu, untuk menjalankan amanahnya.


Tantangan yang disediakan oleh team pos satu adalah menyelam di dalam air di bawah air terjun. Peraturan mainnya adalah setiap anak wajib nyemplung ke bawah air rerjun. Kemudian pulangnya menyebrangi sungai melewati tali-tali yang di rancang seperti sarang laba-laba.


Setelah dari pos satu, kami menuju pos dua, untuk menuju pos dua, jalan yang kami telusuri lumayan curam, kami harus melalui rerumpunan yang rimbun, serasa memasuki gua.


Rumput-rumput liar yang masih kokoh menunjukan jalan itu jarang terjamah.
Terus berjalan menesuluri hutan menuju pos dua. Sesampainya di pos dua kembali kami meninggalkan dua teman kami. Tantangan yang disediakan di pos dua adalah. Tongkat ajaib , cara main tantangan nya adalah menurunkan tongkat menggunakan satu jari bersama dengan team.


Melanjutkan berjelajah menuju pos tiga, sesampainya di pos tiga, kami pun meninggalkan 2 teman kami. Tantangan di pos tiga adalah jaring laba-laba, cara main tantangan ini adalah masuk melewati sarang laba-laba, tapi setiap anggota di larang masul menuju lobang yang sama.
Menuju pos empat, jalan yang curam pun kembali kami lalui, namun menuju pos empat kami melewati beberapa kebun petani.
Ada ladang cabai, ladang seladah, ladang pisang, ladang buah arbei, ladang brokoli dan lain sebagainya.


Kami sampai di pos empat dengan tantangan yang telah disediakan yaitu jalan menelusuri sungai.


Lalu kami lanjut ke pos lima, di pos lima tantangan yang harus di lewati peserta adalah menyelam ke sungai untuk mengambil krikil.
Selanjutnya kami menuju pos enam, panitia yang tersisa setelah di bagi di pos-pos adalah tinggal empat orang, termasuk saya sendiri.
Pos enam menyediakan tantangan mengurai bola kusut. Cara bermain bola kusut adalah dengan cara setiap kelompok membuat sebuah lingkaran dan saling berpegangan satu sama lain dengan cara menyilanhkan sehingga terlihat menjadi seperti bola kusut.


Selanjutnya teman kami sisa berdua, dan mereka melanjutkan perjalanan untuk melanjutkan menuju pos tujuh. Tantangan yang ada di pos tujuh adalah estapet air.
Setelah setiap pos sudah di isi oleh penjaga nya. Peserta mulai bergerak menuju pos satu dan mulai mengikuti tantangan yang sudah disiapkan oleh panitia.


Selsai menyelsaikan tantangan dari pos satu, peserta mulai kembali bergerak menuju pos berikutnya. Kira-kira jarak antar pos satu dengan yang lainnya sekitar 15 menit lebih.
Dari pos satu ke pos dua dan begitulah seterusnya hingga sampai ke pos enam. Di pos enam yang menjadi penjaga pos adalah saya sendiri.


Ketika peserta datang ke pos enam, saya dan rekan saya mulai beraksi. Para pesera mulai kena marah dan bentak tanpa sebab, layaknya peserta ospek yang biasa diselenggarakan oleh sekolah-sekolah.


Saat kami mencari salah peserta supaya bisa membentak mereka, sebenarnya antara tega dan tidak. Terlebih ketika melihat wajah memelas mereka selepas mendapatkan tantangan dari pos sebelumnya.
Wajah mereka yang memelas, penuh corengan lumpur.


Tubuh mereka yang basah kuyup.
Di pos kam, peserta dapat tambahan tantangan yaitu disuruh jalan merangkak. Permainan berakhir di pos tujuh, yaitu tantangannya estapet air dari atas kepala dengan cara membelakangi temannya.
Singkat cerita kegiatan tantangan siang berakhir. Setibanya malam, maka membuat api unggun. Seperti kegiatan api unggun yang biasa dilakukan kebanyakan orang dalam kegitan-kegiatan kemping. Kami duduk melingkar mengelilingi api unggun.


Dalam acara api unggun, para peserta diwajibkan maju menampilkan bakatnya masing-masing kelompok.
Seru-seru ala anak-anak usia SD sampai SMA, ada yang menampilkan nyanyian, drama, tentunya dengan gaya khas mereka yang kocak.


Dalam acara api unggun itu, saya lagi-lagi memaksakan diri menyanggupi menjadi Mc picisan hehehe...dan sekali lagi itu bukan soal karena saya bisa tapi karena saya ingin bisa.


Di anatara teman-teman saya pun saya yaqin ada yang pandai menjadi Mc, namun ya apalah mungkin mereka males hehehehe (maaf ya).

Selasa, 01 Agustus 2017

#Penjaga Pos Bayangan saat Jurit Malam#

Jurit malam yang pastinya sudah tidak asing lagi di telinga kita, jurit malam biasanya dilaksanakan saat-saat MOS (masa oreantasi siswa). Jurit malam juga biasa dilaksanakan saat pramuka, atau ada acara-acara keorganisasian yang lainnya.

Malam tadi, tepatnya tanggal 1 agustus, sekitar pukul 20.00, kami para panitia kemping menyusuri hutan dengan didampingi oleh pemandu yang tentunya sudah tahu dengan medan-medan hutan.
Sebenarnya siangnya kami sudah survei untuk pos-pos jurit malam yang akan kami tempati, namun untuk keselamatan ketika malam tadi kami tetap didampingi oleh pemandu.
Perjalanan di mulai, dengan pembacaan do'a terlebih dahulu. Sebagian dari kami ada yang mengkondisikan santriwati dan sebagian lagi pergi menuju hutan untuk menjaga pos masing-masing yang sudah disepakati sebelumnya.

Saya termasuk panitia yang kebagian tugas sebagai penjaga pos, saya diberi amanah untuk menjaga pos lima.
Kami telusuri hutan melalui jalan setapak, hutan pun jadi sedikit gemerlap dengan cahaya dari senter-senter yang kami bawa.
Pelan tapi pasti kami telusuri jalanan setapak itu dengan penuh hati-hati. Jalanan yang curam, penuh dengan semak belukar, juga jurang-jurang yang membahayakan salah satu alasan kenapa kami harus penuh dengan kehati-hatian.

Kami berjalan mulanya team, ketika sampai pada pos satu maka dua orang dari kami, kami tinggalkan di pos itu untuk menjalankan amanahnya.
Kami kembali menelusuri jalan setapak itu, berjalan terus hingga kami sampai pada pos berikutnya dan kami pun kembali meninggalkan dua teman kami di pos itu untuk mengemban tugasnya.
Berjalan-terus kami berjalan hingga sampai di pos berikutnya yaitu pos tiga dan seperti biasa kami meninggalkan teman kami untuk bertugas di pos itu. Berjalan terus dan kami tinggalkan dua teman kami di pos selanjutnya.
Pos yang diamanahi terdiri dari lima pos, dan setiap pos terdiri dari 2 teman kami, dan ada pula pos-pos bayangan di beberapa titik yang dianggap rawan atau membahayakan. Pos bayangan itu dimaksudkan untuk menjaga dan mengarahkan santri yang kemungkinan tersesat atau salah jalan.
Sementara saya sendiri mendapatkan amanah untuk berjaga di pos lima. Setibanya di pos lima, saya pun ditinggalkan oleh 3 orang teman kami.
Pos lima termasuk pos yang di anggap paling aman dan nyaman, karena posnya adalah lapangan golp yang luas nya lumayan, dan bagi saya itu memang menyenangkan namun juga bikin pusing karena saking luasnya, tetap saja mencari petunjuk jalan itu agak sedikit kikuk.
Karena saya orangnya penasaran akhirnya saya bertukar posisi dengan teman yang menjaga pos bayangan lima, saya sendiri menjaga pos bayangan itu.
Lapangannya luas dan ada juga beberapa belokan yang bisa membuat sebagian dari kita bingung.
Saya berpikir sebelum peserta datang maka saya ingin mencari jejak dulu. Berjalan terus saya berjalan sambil mencari petunjuk arahku
Ketika saya mencari petunjuk arah, tidak terasa saya sudah berjalan jauh dari pos lima, tiba-tiba dari kejauhan nampak cahaya, ada sosok bayangan hitam. Awalnya saya perhatikan dengan seksama, dan bayangan hitam itu adalah sesosok manusia.
Segera saya balik arah dan berlari mendaki ke atas, karena tanpa terasa saya sudah berjalan jauh, saya lari semampu saya.
Tapi di pertengahan jalan ada rasa penasaran, jangan-jangan itu team bayangan juga dari kita. Saya putuskan untuk turun kembali.
Ketika saya berjalan terus, saya kaget karena sosok bayangan hitam yang membawa cahaya itu jadi bertambah menjadi tiga orang.
Akhirnya tanpa mikir panjang saya pun kembali balik arah ke atas, lari sekencangnya karena saya merasa tiga sosok bayangan hitam itu seperti mengejarku, sambil berlari sesekali saya tengok ke belakang.
Tiba di atas di pos lima ternyata peserta kelompok pertama telah tiba. Tiga sosok bayangan hitam itu pun raib.
Akhirnya karena saya merasa ada petunjuk yang terbalik dan merasa tidak aman, saya putuskan untuk mendampingi kelompok pertama.
Benar saja ada petunjuk yang terbalik, petunjuk itu malah membingungkan dan mengarahkan kita masuk sungai tapi di depan sungai itu jalan buntu.
Saya pun mencoba dulu menyebrangi sungai dan ternyata memang salah arah.
Setelah itu saya kembali pada kelompok pertama yang sedang menunggu di depan.
Kita lanjutkan berjalan mencari petunjuk. Alhamdulillah masih ada petunjuk yang bisa membawa kita pada posko kita.
Sebelum sampai kita sempat tersesat sebentar, tapi di jalan Alhamdulillah ketemu satu team bayangan dari kita, dan saya pun meminta untuk bertukar posisi.
Dan saya nikmati malam tadi dilapangan sendiri, dibawah pohon dengan disinari setengah bulan purnama sehingga tidak membutuhkan cahaya senter. Kemilau bintang pun ikut menemani.
Sambil ku nikmati malam itu saya berjalan-jalan menyusuri lapangan sambil berpikir apa mungkin tiga sosok bayangan hitam itu adalah team kita.

Saya jadi ingin tertawa jika memang mereka itu team kita, pasti mereka pun tertawa ketika melihat saya lari. Saya lari bukan karena takut itu mahluq halus tapi justru saya takut mereka itu manusia.
Mikirnya aneh-aneh kalau waktu kedatangan satu sosok hitam, saya masih berani kan satu lawan satu he, tapi kalau satu lawan tiga, saya mikir-mikir dulu he.
Ya begitulah kadang kita celaka dengan rasa takut kita sendiri, dan kadang apa yang kita anggap mudah itu malah sebaliknya.
#30DWC_7_squad4
#hari_ke27
#semangaaat_menulis