Sabtu, 02 April 2022

 Adab terhadap Al-Qur’an

By: Nurheti Nurie Nafilah, S.Pd.I


Al-Qur-an merupakan kitab suci umat Islam yang diturunkan Allah berupa mu’jizat yang diwahyukan kepada Rasul-Nya melalui malaikat Jibril. Didalamnya terkandung berbagai macam hal yang menjadi petujunjuk bagi umat manusia untuk menjalankan kehidupan di dunia dan juga petunjuk sebagai bekal untuk kehidupan diakhirat kelak. Al-Qur-an merupakan pedoman hidup bagi umat islam sehingga harus diperlakukan dengan istimewa, maka dari itu ada adab-adab yang perlu diperhatikan saat berinteraksi dengan Al-Qur-an.

 Menurut Al-attas secara etimologi (Bahasa) adab berasal dari abahsa arab yaitu addaba-yuaddibu-ta’dib yang artinya mendidik atau Pendidikan. Sedangkan dalam Bahasa Yunani adab disamakan dengan kata ethicos atau ethos yang memiliki arti kebiasaan, perasaan batin, kecenderungan hati untuk melakukan perbuatan. Ethicos kemudian berubah menjadi etika, (Nasir dalam Ismail, 2021). 

Dalam sebuah hadits yang diriwaytakankan oleh Al-Tabrani dikatakan bahwasannya Rasulullah bersabda yang artinya:

“Tiada warisan yang terbaik yang diberikan orang tua kepada putranya dibandingkan adab yang baik.”

Dalam pengertian lain dinyatakan al-Asqolani dalam Hidayat (2018) bahwa adab itu adalah mengamalkan segala perkara yang dipuji baik perkataan maupun perbuatan dan Sebagian ulama menggambarkan bahwa adab adalah menerapkan akhlaq yang mulia.”

Dari pengertian adab di atas setidaknya bisa ditarik kesimpulan bahwa adab adalah suatu tindakan yang baik yang dilakukan lewat perbuatan maupun perkataan. Jika dikaitkan dengan adab terhadap AL-Qur’an maka sebagai seorang muslim yang beriman tentunya harus memperlakukan atau berinteraksi dengan Al-Qur’an dengan baik.

Adapun beberapa adab terhadap Al-Qur’an menurut Syaikh Abu Bakar Jabir Al-Jazairi dalam kitabnya  Minhajul Muslim yaitu dibagi kedalam tiga bagian. Bagian pertama adalah adab terhadap Al-Qur’an yang berkaitan dengan jasmani yaitu adanya berwudhu, membacanya dengan tartil, membaguskan bacaannya dengan suara yang indah. Adab yang kedua yaitu berkaitan dengan sikap batin yaitu khusu dan khidmat saat membacanyadiantaranya dan mencerminkan sifat-sifat ahli Al-Qur’an. Yang ketiga yaitu adab yang berkaitan dengan pemikiran yaitu dengan cara mentadaburi (melihat/memperhatikan) dan mentafakuri  (memikirkan) Al-Qur’an (Amalia, 2019)

Diantara adab yang lainnya adalah:

Memperbaiki bacaan Al-Qur’an (Tahsin)

Dalam  hadits yang diriwayatkan oleh Aisyah bahwasannya Rasulullah bersabda:

“Orang yang membca Al-Qur’an  dan pandai melantunkannya, maka akan Bersama para malaikat yang mulia dan taat, Adapun orang-orang yang membaca Al-Qur’an dengan terputus-putus karena kesulitan dalam membacanya, maka dia mendapatkan dua pahala.” (H.R. Bukhari dan Muslim). 

Membacanya (Tilawah)

Dalam Qs.Fathir:29 Allah telah menjelaskan keutamaan dari membaca Al-Qur’an yaitu Allah berfirman yang artinya:

“Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca Kitab Allah dan mendirikan shalat dan menafakahkan Sebagian dari rezkinya yang kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi.”

Dalam hadist  dari Umamah dikatakan bahwasannya dia pernah mendengar Rasulullah bersabda:

“Bacalah Al-Qur’an karena ia akan dating pada hari kiamat untuk memberi syafaat kepada orang yang membacanya.” (Hr.Muslim)

Menurut Hidayatullah (2007) dalam Mahdali (2020) dinyatakan bahwa pada saat membaca Al-Qur’an ada beberapa adab yang harus diperhatikan diantaranya yaitu: bersih dari najis, berwudhu, menghadap kiblat, mengawalinya dengan bacaan ta’awudz dan basmallah, membacanya dengan tenang dan tartil, niat hanya karena Allah, melakukan sujud tilawah ketika membaca ayat sajdah, berusaha memahami bacaan, mengagungkan dan mengesakan Allah.

Ad-daib dalam bukunya yang berjudul “Proyek anda menjadi pribadi qur’ani” hal 122 menyatakan bahwa membaca Al-Qur-an itu tidak boleh sambal main-main atau bersenda gurau sebab dengannya bisa jadi malah mendapat kerugian.

Dikuatkan oleh Firman Allah dalam QS. Al-Isra ayat 82 yang artinya:

“dan Kami turunkan Al-Qur’an sesuatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al-Qur-an itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang dzalim  selain kerugian.”

Adapun yang dicontohkan oleh Rasululah saat membaca Al-Quran adalah: pertama; membaca tasbih ketika melewati ayat tasbih, kedua; berdo’a dan beristigfar ketika melewati ayat do’a dan istigfar, ketiga; ketika melewati ayat yang berisi harapan maka dianjurkan memohon, keempat yaitu ketika lewat pada ayat yang meakutkan hendaklah memohon perlindungan, kemudian selanjutnya yaitu dianjurkan menangis saat membacanya, hal tersebut sesuai dengan sabdanya:

“Bacalah Al-Qur’an dan menangislah, jika tidak mampu menangis, maka berusahalah untuk menangis.”

mentadaburi ayat Al-Qur’an

Dalam Qs. Shad ayat 29 Allah berfirman yan artinya:

“ini adalah sebuah kitab  yang penuh dengan berkah, kami turunkan kepadamu supaya mereka memperhatikan ayat-ayat-NYA dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai pikiran.”

mengamalkan atau mengaplikasikannya (Tathbiq)

menghafalnya (Tahfidz)

Rasulullah bersabda:

“Jagalah Al-Qur’an! Demi jiwaku yang berada dalam kekuasaan-Nya, sesungguhnya Al-Qur’an ini lebih cepat hilang  dari ingatan daripada lepasnya kendali dari unta.”

menyampaikan (Tablig)

Dari Utsman bahwasannya Rasulullah bersabda:

“Sebaik-baik kamu adalah orang yang mempelajari Al-Qur’an dan mengajarkannya.” (Hr. Bukhari)

membaguskan bacaan Al-Qur’an

Mengenai hal ini para ulama berbeda pendapat, diantaranya Imam Malik dan mayoritas ulama tidak menyukai bacaan yang dilantunkan dengan irama karena merusak karateristik huruf-huruf Al-Qur’an  dan akan menghilangkan sikap khusu dan tadabur. Sedangkan Imam Hanafi memperbolehkannya selama membacanya sesuai dengan kaidah tajwid ( Ad-daib, hal 126-127)













Referensi

Amalia Suci, (2019), Adab Terhadap Al-Qur’an Prepektif Abu Bakar Jabir Al-Jazairi, Tarbiyah dan Keguruan

Hidayat Syarif, (2018), Pendidikan Berbasis Adab Menurut A. Hasan, Jurnal Pendidikan Agama Islam, Vol XV, No 1.

Ibrahim Ad-dib, 2007, Proyek Anda Menjadi Pribadi Qur’ani, Nakhlah Pustaka, Pondok Bambu Jakarta,116-137

Khadijah Siti, (2021), Konsep Adab Pendidikan Islam KH. Hasyim Asy-ari, Vol 1, No 4.

Mahdali Fitriyah, (2020), Analisis Kemampuan Membaca Al-Qur’an Dalam Prespektif Sosiologi Pengetahuan, MASHDAR: Jurnal Studi Al-Qur’an dan Hadits, Vol 2, No 2

Dr. Mustafa Said Al-Khin dkk, (2020),  IMAM NAWAWI; Syarah dan Terjemah Riyadhus Shalihin, Al-ithishom;cahaya umat, Jakarta Timur, hal 229-254

Syarjaya E. Syabili, (2018), Interaksi Dengan Al-Qur’an, MUAMALATUNA, Vol 10, No 2.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar